Departemen Pertanian memiliki satu program pertanian yang bertujuan untuk memangkas rantai pasok bahan makanan yang disebut dengan Toko Tani Indonesia. Toko Tani Indonesia atau yang biasa disebut TTI merupakan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM), di tahun pertama ini berfokus pada komuditas yang diunggulkan, yakni beras.
Toko Tani Indonesia mengubah struktur pasar dengan menjaga keseimbangan antara petani, pedagang dan juga konsumen. Rantai pasok pangan semula harus melewati 7-8 pihak yakni, petani – pinggilingan (importir) – distributor – sub distributor – agen – sub agen – pedagang grosir – pedagang eceran – konsumen akhir. Rantai pasok pangan yang semula dikendalikan oleh 7 – 8 pihak dipangkas menjadi 3 – 4 pihak saja. Dimulai dari gapoktan lalu ke TTI dan terakhir ke konsumen. Dengan sistem tersebut, harga pangan yang dijual kepada konsumen lebih murah dan kualitas pangan pun dapat diawasi sehingga tetap segar dan baik.
Pelaksanaan TTI mendapatkan dana APBN untuk setiap Kabupaten yang melaksakan program tersebut. Di Kabupaten Lumajang TTI berdiri mulai tahun 2016. Lokasi sasaran TTI di Kabupaten Lumjang berada di Desa Yosowilangun Lor dan Desa Jatirejo. Dua desa tersebut memiliki Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) sendiri – sendiri ynag setiap Gapoktannya terdapat dua Toko Tani Indonesia.
Gapoktan Desa Yosowilangun Lor yang diberi nama “Yoso Adil” berdiri mulai tahun 2007. Gapoktan Yoso Adil memiliki dua Toko Tani Indonesia, yang terdiri dari TTI “Mandiri” dan TTI “Barokah” yang berdiri mulai tahun 2016.
Gapoktan Desa Jatirejo yang diberi nama“Rejomulyo” berdiri mulai tahun 2008. Gapoktan Rejomulyo memiliki dua Toko Tani Indonesia yang terdiri dari TTI “Tani Moro” dan TTI “Kenari Jaya” yang berdiri mulai tahun 2016.
TTI di Kabupaten Lumajang dari awal pembentukan hingga saat ini masih berjalan dengan lancar dan biasa mengikuti kegiatan pameran. Stok gabah yang dihasilkan dari masing-masing gapoktan kurang lebih mencapai 5-15 ton/ bulan.
Sedangkan stok beras yang dihasilkan diatas 5 ton/bulan pada masing-masing gapoktan. Untuk harga jual beras hingga bulan Juni 2017 berkisar Rp 7.900,-/kg dengan kualitas beras medium.
Pada bulan Ramadan TTI mengikuti operasi pasar yang bekerja sama dengan Bulog. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi solusi permanen dari operasi pasar pangan yang berjalan saat ini, dimana (1) harga produk di tingkat petani rendah, namun harga produk di pasar melonjak tinggi akibat rantai pasok yang panjang dalam distribusi produknya. (2) dari segi kualitas, komoditas pangan rentan rusak dan tidak terawasi karena panjangnya dan lamanya proses distribusi.
Diharapkan gerakan program Toko Tani Indonesia (TTI) ini dapat berdampak positif bagi petani, konsumen dan semua lapisan masyarakat Indonesia. Serta diharapkan TTI berkembang pada 9 bahan pokok dan tidak berfokus pada beras saja.